Kemenag Tetapkan 1 Zulhijah 1446 H Jatuh Pada Rabu 28 Mei 2025
Jakarta (28/5). Sidang Isbat penetapan awal bulan Zulhijah 1446 Hijriah digelar di Auditorium Kementerian Agama RI, Jakarta Pusat, pada Selasa (27/5). Kesimpulan yang didapatkan Tim Rukyatul Hilal setelah melakukan pemantauan di sejumlah wilayah di Indonesia, maka Kementrian Agama RI menetapkan 1 Zulhijah jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025. Dengan demikian, Hari Raya Idul Adha akan jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025.
Menteri Agama RI, KH.Nasaruddin Umar, dalam konferensi pers seusai sidang menyampaikan bahwa hasil sidang kali ini sedikit mengalami keterlambatan karena belum adanya kepastian terlihatnya hilal di seluruh wilayah Indonesia hingga menjelang akhir waktu sidang.
“Awalnya, dari seluruh titik pemantauan di Tanah Air, kami belum menerima laporan terlihatnya hilal. Namun, menjelang akhir sidang, kami menerima laporan dari Aceh yang telah disumpah, bahwa ia melihat hilal secara langsung,” ujar Menag Nasarudin Umar.
Dengan adanya kesaksian tersebut, Kemenag menganggap kesaksian tersebut sah berdasarkan praktek sunnah. Maka ditetapkan bahwa 1 Zulhijah 1446 H jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025.
Menurut anggota Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama (Kemenag) Cecep Nurwendaya dalam Seminar Nasional rangkaian Sidang Isbat 1446H, bahwa metode yang digunakan Kemenag untuk menentukan 1 Zulhijah 1446 H adalah rukyat hilal dengan kriteria baru MABIMS. Yaitu tinggi hilal minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat. Jika hilal memenuhi kriteria ini dan terlihat di titik-titik pemantauan, maka keesokan harinya akan ditetapkan sebagai 1 Zulhijah 1446 H. Jika tidak terlihat, maka bulan Zulqaidah digenapkan menjadi 30 hari.
“Tinggi hilal di seluruh wilayah NKRI antara: 0,74 derajat di Jayapura dan elongasi antara sampai 3,2 derajat di Banda Aceh, Sabang lebih sedikit dan elongasi sampai 5,84 derajat sampai 7,10 derajat. Di sebagian wilayah Aceh termasuk di Sabang, Observatorium Tgk. Chiek Kuta Karang Lhoknga, Banda Aceh, dan Lhokseumawe telah memenuhi kriteria visibilitas hilal MABIMS (3-6,4 derajat),” ujar Cecep.
Ada tiga rangkaian utama dalam Sidang Isbat penentuan 1 Zulhijah 1446 H dan Hari Raya Idul Adha 2025. Pertama, penyampaian posisi hilal alias data hisab oleh Tim Hisab Rukyat Kemenag. Data dikumpulkan dari pelaksanaan rukyatul hilal secara langsung di lebih dari 100 titik pemantauan di seluruh Indonesia.
Menanggapi hasil sidang tersebut, Ketua Departemen Pendidikan Keagamaan dan Dakwah (PKD) DPP LDII, H Aceng Karimullah yang turut hadir dalam Sidang Isbat, mengatakan bahwa sidang isbat telah menunjukkan kedewasaan dalam pengambilan keputusan keagamaan secara kolektif.
“Sidang isbat menunjukkan betapa pentingnya sinergi antara metode hisab dan rukyat. Ketika terjadi keterlambatan, semua pihak tetap sabar menunggu dengan penuh kehati-hatian sampai ada laporan yang valid. Ini mencerminkan tanggung jawab besar dalam menetapkan waktu ibadah umat,” jelasnya.
Tidak ada komentar